Menilik Kemiskinan di Provinsi IKN


Gambar.1 Kemiskinan di perdesaan

Kemiskinan masih menjadi momok permasalahan dunia yang hingga saat ini menjadi fokus dalam pengentasannya. Fenomena kemiskinan akan selalu ada bahkan di negara maju sekalipun, akan tetapi kadarnya saja yang berbeda-beda (Novianto & Subandi, 2020). Berbagai upaya pemerintah selalu dioptimalkan untuk menjaring akar permasalahan ini. Bahkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) hal ini menjadi tujuan pertama, yaitu tanpa kemiskinan.

Kalimantan Timur sebagai provinsi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, masih menjadi sorotan dalam berbagai aspek, salah satunya kemiskinan.  Berdasarkan data yang dirilis BPS, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur menunjukkan kenaikan sebesar 0.43 persen di Tahun 2021 (Maret) jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Salah satu fakta yang tidak dapat ditinggalkan di sini ialah masih terjadi disparitas yang tinggi antara wilayah perdesaan dan perkotaan. Presentase penduduk miskin di wilayah perdesaan menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan perkotaan selama empat tahun belakangan. 

Gambar.2 Presentase penduduk Miskin di Kalimantan Timur (Maret)

Salah satu penyebab kemiskinan di perdesaan ialah kurang tersedianya lapangan pekerjaan serta upah pekerja yang lebih sedikit dibandingkan perkotaan. Jika ditelusuri lebih mendalam, kemiskinan di perkotaan merupakan masyarakat urban yang tidak terserap di perkotaan. Permasalahan ini umum terjadi di hampir semua negara, hanya saja pada negara maju lebih mampu menunrunkan gap pembangunan di desa (Rosyadi, 2017). 

Penduduk miskin yang dihitung oleh BPS didasarkan pada konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) yang mengacu pada Handook on Poverty and Inequality yang diterbitkan oleh World Bank. Dari pendekatan ini penduduk dikategorikan sebagai miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan. Di sini garis kemiskinan menjadi tolak ukur seberapa besar pengeluaran yang dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut data yang dikeluarkan oleh BPS di tahun 2021, garis kemiskinan di Provinsi Kalimantan Timur secara umum meningkat, yaitu sebesar 2,9 persen atau Rp.689.035 pada Maret 2021 dengan wilayah perkotaan sebesar Rp.695.824 dan wilayah perdesaan sebesar Rp.673. 636.

Lantas bagaimanakah kondisi kemiskinan di setiap Kabupaten/kota?

Berdasarkan dari sumber yang sama, yaitu BPS Provinsi Kalimantan Timur, di tahun 2021 presentase penduduk miskin di setiap kabupaten masih tinggi dibandingkan dengan rata-rata provinsi, yaitu 6,54 persen. Hanya Kabupaten Berau, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Bontang yang presentase penduduk miskinnya lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi. Sedangkanya enam kabupaten lainnya masih menunjukkan presentase penduduk miskin yang tinggi.

                           Gambar.3 Presentase penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur 

Salah satu cara untuk dapat melihat seberapa dalam kemiskinan di suatu wilayah ialah dengan menggunakan indeks kedalaman kemiskinan. Indeks ini digunakan sebagai suatu indikasi jarak antara rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan. Semakin tinggi gap pada indeks ini maka semakin berat upaya pemerintah dalam mengangkat masyarakat miskin menjadi tidak miskin. Di tahun Maret 2021 indeks kedalaman miskin Provinsi Kalimantan Timur mengalami kenaikan sebesar 0.192 poin dibandingkan September 2020. Dengan indeks kedalaman di wilayah perkotaan sebesar 1,02 dan perdesan sebesar 1,67. Hal ini menunjukkan jika pemerintah Provinsi Kalimantan Timur harus memiliki upaya yang besar dalam mengatasi kemiskinan.

Dari paparan di atas terlihat jika kondisi kemiskinan di IKN masih menjadi PR bagi pemerintahan dalam menanggulanginya. Kondisi kemiskinan menjadi salah satu perhatian pemerintah yang masih terus dipantau setiap tahunnya. BPS sebagai lembaga statistik pemerintahan akan selalu merilis indikator kemiskinan pada setiap Bulan Maret dan September. Indikator ini menjadi salah satu hal yang terpenting utamanya dalam melihat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah.





Sumber Bacaan:


KalimantanTimurDalamAngka2022

Novianto, E., & Subandi, M. (2020). Kemiskinan di Daerah Kaya Sumber Daya Alam ( Studi Kasus Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara ) Poverty in Region Rich in Natural Resources ( Case Study of Samboja Sub District , Kutai Kartanegara Regency ). Journal PKS, 19(1), 63–75.

Rosyadi, I. (2017). Identifikasi Faktor Penyebab Kemiskinan di Pedesaan dalam Perspektif Struktural. The 6th University Research Colloqium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang, 499–512.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deforestasi Hutan Pemicu Perubahan Iklim di Kalimantan Timur

Our Nutrition Our Future

Mengenal lebih dekat Sustainable Development Goals (SDGs)