Deforestasi Hutan Pemicu Perubahan Iklim di Kalimantan Timur

Gambar.1 Hutan di Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau terluas kedua di Indonesia yang terkenal akan sumber daya alamnya. Tingginya sumber daya ini membawa manfaat yang cukup besar baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Bahkan, sebagian besar aktivitas masyarakat ditopang dari sumber daya alam di dalamnya. Namun, berbagai aktivitas ini ternyata tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif khusunya bagi lingkungan. Salah satu dampak negatif yang dapat dirasakan masyarakat Kalimantan ialah berbagai kejadian yang berhubungan dengan perubahan iklim.

Kalimantan Timur sebagai salah satu provinsi yang berada di Pulau Kalimantan menyimpan berbagai potensi sumber daya alam yang ada di dalamnya seperti minyak, gas alam, batu bara dan lainnya. Bahkan, hasil ekstrasi dari sumber daya alam ini merupakan salah satu penyumbang terbesar PDRB di Kalimantan Timur. Pada tahun 2020, BPS mencatat jika pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang sangat besar bagi PDRB di Kalimantan Timur yaitu sebesar 41,43 persen. Namun, pengekstrasian sumber daya alam ini menempatkan Kalimantan Timur sebagai provinsi penghasil emisi karbon terbesar ketiga setelah Kalimantan Tengah dan Riau.

Sebagian besar emisi ini berasal dari pengonversian hutan dan penggunaan lahan lainnya. Beberapa penyebab yang menjadi sumber tingginya pengonversian hutan, seperti pembukaan lahan kelapa sawit, pertambangan, pembangunan hutan tanaman, dan pertanian. Selain itu, deforestasi, degradasi hutan, kebakaran hutan, dan pengeringan lahan gambut juga berperan terhadap peningkatan emisi karbon. Beberapa alih fungsi hutan tidak hanya berdampak pada tingginya emisi karbon tetapi juga pada perubahan iklim.

Gambar.2 Pertambangan di Berau Kalimantan Timur

Dewan Daerah Perubahan Iklim(DDPI) Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan jika Kalimantan Timur telah mengalami perubahan iklim. Hal ini terlihat dari data BMKG yang menunjukkan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir (1990-2020) Kalimantan Timur mengalami peningkatan suhu sebesar satu derajat. Tidak hanya itu, pola musim kemarau dan musim hujan pun mulai berubah. Menurut Prof. Dr. Deddy selaku Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, perubahan iklim di provinsi ini disebabakan oleh berkurangnya jumlah hutan serta tingginya aktivitas industri yang menyababkan peningkatan gas rumah kaca.

Jika berkaca pada tahun-tahun sebelumnya penyataan ini merupakan suatu hal yang wajar. Menurut data yang di rilis oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK) di tahun 2018-2019 Provinsi Kalimantan Timur mengalami deforestasi netto hutan alam sebesar 20.3 persen atau sebanyak 28 ribu hektar hutan alam mengalami deforestasi. Deforestasi sendiri meurpakan suatu perubahan penutupan fungsi lahan berhutan menjadi tidak berhutan. Angka deforestasi netto menunjukkan perubahan penutupan fungsi hutan menjadi tidak berhutan yang sudah dikurangi dengan reforestasi. Gambar di bawah memperlihatkan jika Provinsi Kalimantan Timur menempati posisi tertinggi deforestasi hutan alam di Indonesia.

Gambar.3 Hasil publikasi KLHK Deforestasi Indonesia 2018-2019

Sebuah studi yang dilakukan oleh Nicholas Wolff menyebutkan jika deforestasi serta perubahan iklim di negara hutan hujan tropis memicu peningkatan suhu panas yang menyebabkan banyaknya kematian dan penurunan kemampuan untuk bekerja dengan aman. Studi ini lebih jauh mengungkapkan jika deforestasi dan pemanasan global di Kalimantan Timur juga menyebabkan peningkatan kematian sebanyak delapan persen. Dari sini terlihat jika wilayah dengan penggundulan hutan yang tinggi menjadi sangat rentan terhadap pemanasan global yang pada akhirnya berdampak terhadap keselamatan masyarakat.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat kita simpulkan jika perubahan iklim yang terjadi merupakan reaksi terhadap perubahan alam itu sendiri. Deforestasi hutan merupakan salah satu yang paling mudah kita temui terutama di provinsi-provinsi yang ada di Pulau Kalimantan. Deforestasi ini sebenarnya menimbulkan cukup banyak bencana alam tetapi yang menjadi sorotan di sini ialah terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan efek yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama. Dari sini dapat menjadi suatu pembelajaran bagi kita, jika dampak dari deforestasi hutan tidak hanya terjadi dalam sekejap melainkan dapat berjangka panjang salah satunya terhadap peningkatan suhu yang ada di Kalimantan Timur.


Sumber Bacaan:

https://ddpi.kaltimprov.go.id/index.php/berita/strategi-adaptasi-masyarakat-kalimantan-timur-menghadapi-bencana-perubahan-iklim

https://ddpi.kaltimprov.go.id/index.php/latar-belakang

https://geoportal.menlhk.go.id/

https://www.voaindonesia.com/a/studi-deforestasi-di-kalimantan-timur-picu-suhu-panas-yang-semakin-membinasakan-/6311679.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Our Nutrition Our Future

Mengenal lebih dekat Sustainable Development Goals (SDGs)